Senin, 02 Mei 2011

Sekolah Ideal untuk Anakku

REPUBLIKA.CO.ID--Sungguh tidak mudah mencari sekolah di jaman sekarang dimana kondisi ibu yang berpendidikan, ayah yang penuh harapan dan terlalu sayang dengan anak. Demikianlah gambaranku terhadap ayah dan ibu yang mondar-mandir mencari sekolah disana-sini, berkali kali membolak-balik koran, membaca brosur dan bertanya-tanya kepada kawan serta kerabat mengenai sekolah mana yang terbaik untuk anaknya.

Telinga pun dipasang lebar-lebar sampai akhirnya didapatkan juga beberapa buah sekolah yang direferensikan oleh kawan-kawannya. Ada sekolah dekat jalan X, muridnya sedikit lalu gurunya islami namun jangan kaget bila fasiltasnya sangat sederhana, yang punya sih orangnya cerdas dan konsepnya bagus namun biayanya agak mahal sedikit, tapi okelah daripada anak harus sekolah dan les lagi sepulang sekolah, karena sekolahnya full day dari pagi hingga petang hari sehingga cocoklah untuk orang tua yang sibuk bekerja. Selain itu ada juga tawaran di dekat rumah, muridnya juga sedikit, gurunya sudah tua-tua namun agak konvensional dan kurang ceria mungkin dikarenakan gurunya sudah tua, tapi bila sekolah disana, anak tidak usah jauh-jauh meninggalkan rumah sehingga kalau pergi dan pulang sekolah bias jalan kaki, menghemat biaya.

Akh, mencari sekolah yang ideal mungkin sudah dilakukan sampai kemana-mana, namun sebetulnya yang kita cari adalah sekolah buatan kita, agar anak kita menjadi pandai atau sekolah yang memuaskan keinginan orang tua. Bagi saya pribadi, sekolah yang ideal tidak ada, karena semua harapan adalah cita-cita kita para orang tua, dan setiap sekolah memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Sekarang tinggal bagaimana kita melihat apakah sekolah itu yang kita inginkan dan yang kita butuhkan sehingga sekolah itu mampu menjadi sekolah yang ideal bagi anak kita.

Cuma, pendapat penting tentang sebuah sekolah yaitu sebuah sekolah harus dapat membantu kita orang tua dalam mendidik anak kita. Sekolah yang utama sebetulnya adalah di rumah dengan ayah sebagai kepala sekolah dan ibu sebagai walikelasnya serta mbok Inem (pembantu rumah tangga/khadimat/assisten rumah tangga) sebagai assistennya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar