Minggu, 01 Mei 2011

Fenomena Facebook di Dunia Pendidikan Kita

Dimuat dalam Harian Umum Priangan, 10 Februari 2010

“Buru… buka facebook, add urang!” ungkapan tersebut sering saya dengar dari ‘harewos’ para siswa ketika memulai kelas praktikum TIK di lab komputer tiap minggunya. Meski mencoba melarang, tapi ternyata sulit untuk membendung keinginan mereka untuk membuka situs jejaring sosial tersebut, biarlah.. yang penting mereka menggunakannya dengan wajar bukan?.

Pada dasarnya bukan hal yang perlu ditakutkan jika siswa sudah mulai keranjingan dengan sebuah teknologi terkini semisal facebook, karena ini merupakan suatu konsekuensi yang harus kita terima dari perkembangan teknologi, seperti ungkapan dari Dr. Wawan Setiawan, M.Kom (Pembantu Dekan II FPMIPA UPI)“ Teknologi itu adalah konsekuensi yang harus diterima oleh semua orang, teknologi bukan lagi sebagai pilihan!”. Artinya kehadiran teknologi tidak bisa ditolak oleh siapapun, karena perkembangannya sungguh sangat kuat dan cepat mempengaruhi segala aspek kehidupan. Maka, jika kita menempatkannya sebagai sebuah pilihan (menggunakan atau tidak menggunakan), kita justru akan tergerus oleh pilihan kita sendiri.

Seperti kita ketahui bersama, facebook merupakan situs jejaring sosial terpopuler di dunia saat ini, bahkan di Indonesia situs ini merupakan situs paling banyak dikunjungi dan satu-satunya yang mampu mengalahkan google yang selama ini selalu memimpin (sumber: Alexa.Com). Hal tersebut mungkin
disebabkan oleh banyak faktor pendorong seperti kelengkapan fitur yang dimilikinya dan kesederhanaan antarmuka/interface situs yang mudah digunakan oleh pengguna awam sekalipun.

Di wilayah Priangan Timur, meski saya belum mendapatkan angka persis tentang jumlah pengguna facebook, tetapi saya cukup yakin jika di wilayah Priatim pengguna facebook tidak kalah banyaknya, terbukti dengan ramainya berbagai group dan page yang memiliki kata kunci “Tasikmalaya”, “Garut”, “Ciamis”, dan sebagainya. Dari segi umur, kebanyakan yang bergabung dalam group-group tersebut adalah usia-usia remaja.

Dalam dunia pendidikan, semestinya fenomena “facebook booming” ini bisa menjadi suatu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para penggerak roda pendidikan utamanya guru, kenapa? Karena apabila kita sebagai guru jeli memanfaatkan media ini, selain dapat digunakan untuk pelengkap pembelajaran di kelas juga dapat pula digunakan untuk hal-hal lain, seperti pengawasan pergaulan siswa di luar lingkungan sekolah dan kelas. Namun masalahnya, saat ini sudah berapa banyak guru yang sadar akan hal ini?

Pada dasarnya siswa dalam usia remaja dengan hadirnya media facebook menjadi lebih ekspresif, dengan bebas membuat status, upload foto dan berbagi catatan membuat mereka merasa “semakin ada”. Remaja selalu terpacu untuk melakukan hal-hal yang baru bagi mereka, dengan hadirnya facebook remaja cenderung penasaran untuk melihat profil orang-orang yang dikenalinya, melihat foto-foto dan mengomentari status, dan kadang tidak segan untuk wall-to-wall dengan gurunya, padahal di lapangan mereka enggan untuk berbicara langsung dengan gurunya tersebut. Guru yang cerdas dapat memanfaatkan hal ini, secara tidak langsung apabila guru mau melakukannya, guru bisa ‘menyentuh’ siswa lebih personal, dan apabila sudah berhasil saya yakin guru dapat menjadi pengarah sekaligus pengawas yang baik bagi para siswa, di sekolah maupun di luar sekolah.

Dalam pengamatan saya, fitur-fitur facebook banyak yang dapat dioptimalkan oleh para pendidik, seperti fitur foto tagging misalnya, guru yang bisa merangkul siswanya melalui facebook bisa saja melakukan penjelasan materi pelajaran dengan sebuah foto. Siswa-siswa di-‘tag’ oleh gurunya dan kemudian diminta untuk berkomentar terhadap foto tersebut, dan guru akan bisa mengambil peranan sebagai fasilitator yang baik di sana. Contoh lain, di facebook ternyata telah ada sebuah aplikasi buatan orang Indonesia bernama “Teman Belajar” (http://apps.facebook.com/temanbelajar/) yang bisa saja dimanfaatkan oleh guru-guru dan siswa-siswa untuk melakukan semacam pembelajaran jarak jauh yang bersifat kolaboratif.


Guru Jangan Mau Gaptek!

“Ah.. Bapak mah teu gaul..!!”,ungkapan itu mungkin pernah kita dengar dari para siswa kita, tentu kita tidak bisa marah karena memang iya, rata-rata guru kita belum “gaul” menurut pandangan mereka para siswa. Salah satu ukuran “gaul” para siswa adalah menyangkut penggunaan teknologi, termasuk di dalamnya facebook. Saya mengajak para guru untuk tidak gaptek (gagap teknologi), karena sekali lagi, bahwa teknologi itu merupakan suatu konsekuensi perkembangan zaman.

Mungkin beberapa saran di bawah ini bisa dilaksanakan oleh kita para guru yang berkeinginan untuk “melek teknologi” :
  • Mulailah memiliki akun facebook, jika kesulitan bertanya ke siswa bukan pilihan yang buruk bukan?
  • Bertahaplah menambahkan jaringan khususnya dengan para siswa kita sendiri, add satu persatu atau minta mereka untuk meng-add kita
  • Kenali dan manfaatkan fitur-fitur facebook dengan cerdas, yang penting dapat menyentuh siswa-siswa kita dengan lebih personal
  • Aktiflah di group atau aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran (elearning).

Kesimpulan

Di tengah isu profesionalisme guru saat ini, dimana guru dituntut untuk mampu memberikan pembinaan optimal terhadap siswa-siswanya, tentunya salah satu indikatornya adalah hubungan antara guru dan siswa yang harmonis, guru sebagai pamong. Kehadiran facebook sebagai sebuah konsekuensi perkembangan teknologi sepatutnya dapat menjadi suatu momentum berharga bagi para guru profesional untuk meningkatkan kualitasnya, dengan merangkul siswa lebih personal.

Mari menjadi guru profesional!

Penulis :

Asep Sufyan Tsauri

Guru TIK MTs. Mu’awanah Cisayong & Staff Lab Pendidikan TIK, Ilmu Komputer UPI Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar